Indonesia masih berada pada masa ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Dunia usaha belum juga bangkit. Mayoritas konsumen hanya wait and see, terutama untuk kalangan menengah atas.
Namun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani optimistis, kondisi akan berubah setelah pemberlakuan vaksinasi. Bagaimanapun, perekonomian Indonesia sangat tergantung dari konsumsi dalam negeri.
“Saat ini, kita masih mengalami ketidakpastian yang masih tinggi sehingga kelas menengah dan atas ini belum melakukan spending. Nah, dengan adanya vaksinasi mengurangi ketidakpastian, insya Allah spending akan lebih bergerak lagi dan kita ketahui perekonomian Indonesia 56% sampai 57% tergantung kepada domestic consumption, sehingga ini tentunya akan memberikan dampak sangat positif terhadap pertumbuhan perekonomian kita ke depan,” katanya beberapa waktu lalu.
APBN masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional di tengah pandemi COVID-19. Hal itu menyusul tingkat konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat masih rendah. Konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar.
Dilansir dari detik.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku strategi pemerintah agar meningkatkan kembali konsumsi rumah tangga khususnya kelompok menengah atas adalah menangani COVID-19 itu sendiri.
“Strateginya yang menyebabkan kelas menengah tidak belanja walaupun mereka memiliki pendapatan kan karena ancaman COVID, maka strateginya harusnya tetap penyebabnya itu yang harus dihilangkan, maka COVID-nya harus dikendalikan,” kata Sri Mulyani.